By Andi Hatmoko On Jumat, 28 November 2014
bisnis,
ekonomi,
news
0 comments
 |
PLTU Cilacap |
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap, Jawa Tengah akan ditambah kapasitasnya sebesar 600 MW sehingga total kapasitas pembangkit ini akan mencapai 1.200 MW untuk memperkuat sistem Jawa-Bali.PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) diketahui telah menandatangani kontrak pembangunan tiga pembangkit dengan Chengda Engineering Corporation of China (Chengda), diantaranya pembangunan pembangkit 600 MW.
Chengda merupakan salah satu investor PT Sumber Segara Primadaya (PT SSP), pengeloa PLTU Cilacap, sebuah perusahaan patungan antara PT PJB dengan PT Sumberenergi Sakti Prima dengan komposisi saham 49% dan 51%.Saat ini baik PT PJB maupun PT SSP sama-sama tengah melakukan kajian penambahan kapasitas di PLTU Cilacap sebesar 600 MW."Tapi kita belum tahu, apakah PJB akan menggandeng SSP lagi atau bermitra dengan rekanan yang lain," ujar Direktur Teknis PT SSP Harry Satria kepada Bisnis kemarin.
Berdasarkan perhitungan pembangunan PLTU Cilacap Unit I dan II sebesar U S$850 per Kw maka total investasi yang dibutuhkan untuk menambah 600 MW lagi adalah sebesar US$510 juta.Dia menjelaskan berdasarkan perhitungan sementara, penambahan kapasitas di PLTU Cilacap akan sangat menguntungkan bagi sistem kelistrikan Jawa-Bali khususnya bagi sistem transisi di jalur Selatan.Saat ini, sistem transmisi di jalur Selatan baru ditopang oleh PLTU Cilacap unit I dan II sebesar 600 MW, sementara di Jalur Utara sudah ada pasokan cukup besar dari PLTU Suralava sebesar 3.400 MW dan Paiton sebesar 2x600 MW. "Jika ada penambahan kapasitas di Jalur Selatan maka akan dapat memperkecil losses bagi PLN," tunturnya.
PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) diketahui telah menandatangani kontrak pembangunan tiga pembangkit dengan Chengda Engineering Corporation of (Chengda), diantaranya pembangunan pembangkit 600 MW.Chengda merupakan salah satu investor PT Sumber Segara Primadaya (PT SSP), pengeloa PLTU Cilacap, sebuah perusahaan patungan antara PT PJB dengan PT Sumberenergi Sakti Prima dengan komposisi saham 49% dan 51%.Saat ini baik PT PJB maupun PT SSP sama-sama tengah melakukan kajian penambahan kapasitas di PLTU Cilacap sebesar 600 MW."Tapi kita belum tahu, apakah PJB akan menggandeng SSP lagi atau bermitra dengan rekanan yang lain," ujar Direktur Teknis PT SSP Harry Satria kepada Bisnis kemarin.Berdasarkan perhitungan pembangunan PLTU Cilacap Unit I dan II sebesar U S$850 per Kw maka total investasi yang dibutuhkan untuk menambah 600 MW lagi adalah sebesar US$510 juta.Dia menjelaskan berdasarkan perhitungan sementara, penambahan kapasitas di PLTU Cilacap akan sangat menguntungkan bagi sistem kelistrikan Jawa-Bali khususnya bagi sistem transisi di jalur Selatan.Saat ini, sistem transmisi di jalur Selatan baru ditopang oleh PLTU Cilacap unit I dan II sebesar 600 MW, sementara di Jalur Utara sudah ada pasokan cukup besar dari PLTU Suralava sebesar 3.400 MW dan Paiton sebesar 2x600 MW. "Jika ada penambahan kapasitas di Jalur Selatan maka akan dapat memperkecil losses bagi PLN," tunturnya.
Harga jual
Sementara itu Direktur Operasi PT SSP Dandung menyatakan secara teknis tidak ada kesulitan untuk melakukan penambahan kapasitas di PLTU Cilacap."Penambahan itu berarti penambahan turbin, boiler dan generator, secara teknis tidak ada masalah karena lahan telah tersedia dan dukungan sistem dari PLTU yang ada sekarang seperti dermaga dan pengolahan air Taut dan air tawar masih mencukupi," katanya.
Harga jual listrik dari PLTU Cilacap ke PLN dipatok US$4,57 cent per kWh, lebih murah dibandingkan dengan harga jual PLTU pada umumnya yang berkisar US$4,6 cent per kWh hingga US$4,93 cent per kWh.
Dandung menjelaskan biaya pembangunan PLTU Cilacap US$850 per kW, sementara umumnya harga pembangkit Listrik selalu pada level US$ 1.000 per Kw.Sistem pembayaran proyek PLTU Cilacap dilakukan dengan cara membuka Usance L/C sebesar US$408 juta, dimana US$200 juta merupakan tanggung jawab PT PJB, sedangkan US$208 juta merupakan tanggung jawab PT SSP.Untuk tahap pertama PT PJB hanya menjamin sebesar US$100 juta, sementara sisanya US$100 juta menggunakan performance guarantee project dan aset proyek sendiri.
Rencananya jaminan PT PJB tersebut hanya bersifat sementara karena BNI akan mencarikan sindikasi untuk mencairkan jaminan deposito PT PJB. PLTU Cilacap telah memiliki komitmen kontrak pasokan bahan baku batubara dari Adoro, Kideco dan Jorong selama lima tahun dengan kapasitas sebanyak 6 juta ton per hari atau total kebutuhan sebanyak 2,2 juta ton per-tahun.
Bisnis Indonesia
sumber: http://www.djlpe.esdm.go.id/modules/news/mbl_detail.php?news_id=214
Tidak ada komentar: